Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Sabtu, 05 Oktober 2019

Aksi Kamisan Pekan ke 604

Foto: Denny Adhietya
Aksi Kamisan pekan ke-604 kembali dilaksanakan di depan Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/10/2019) menyuarakan kritik terhadap aparat kepolisian yang bertindak repserif kepada massa aksi yang turun langsung dalam aksi #ReformasiDikorupsi sepekan belakangan ini.

Seperti pada aksi dipekan pekan sebelumnya, massa aksi terlihat kompak mengenakan pakaian serba hitam dan juga payung hitam. Pada aksi tersebut, terbuka ruang diskusi bersama pembicara Alghiffari Aqsa mantan ketua LBH dan Otto Syamsuddin Ishaq mantan ketua Komnas HAM. alghif mengatakan bahwa aparat sudah terlalu represif kepada massa aksi, hingga menyebabkan terjadi korban meninggal dan juga beberapa mahasiswa luka-luka.

“Apa-apa langsung gas air mata, itu namanya pelanggaran Perkap, Bapak-Bapak Polisi yang kami hormati. Kami mau polisinya lebih humanis. “ ucap Alghif di tengah peserta aksi kamisan yang juga dijaga oleh aparat kepolisian di depan Istana Negara.

Alghif kemudian menambahkan dalam diskusi pada aksi kamisan tersebut bahwa seharusnya polisi memahami rangkaian untuk tahapan penanganan massa aksi, mulai dari membujuk demonstran, peringatan lisan, dan kemudian penggunaan senjata tumpul.

“Polisi harusnya memahami rangkaiannya, tidak perlu represif jika paham alurnya, kejadian sepekan belakangan ini kelewatan, sampai ada yang meninggal,” Sambung alghif.

Foto: Denny Adhietya

Selain Alghif, yaitu Jali salah satu pengurus aksi kamisan bagian penggalangan dukungan publik menyayangkan tindak represif aparat yang sudah sangat brutal terhadap aksi massa yang terjadi diberbagai daerah. Ia menambahkan bahwa kita tidak bisa diam jika memiliki aparat kepolisian seperti ini. “ Penyebaran hoax oleh aparat terkait ambulans, grup whatsapp stm yang disadap, menuduh adanya aksi bayaran, ini udah kelewatan, tapi kebenaran akan punya posisinya sendiri dan harusnya polisi berkaca dan evaluasi.” Ucap jali saat sedang diwawancarai.

Jali mengatakan bahwa negara kita sedang tidak baik-baik saja, acara kamisan ke-604 ini menjadi penekanan untuk kita sebagai warga negara agar peduli dan peka terhadap negara sendiri. “ Harapan gua, hal-hal yang terjadi akhir-akhir ini menjadi tolak ukur untuk kita sebagai warga negara yang peduli untuk mengingatkan ke sesama agar concernnya bisa satu supaya kita gak jatuh terlalu jauh ke bawah.” Sambung Jali. 

Disisi lain, saat acara aksi kamisan berlangsung ada hal yang menarik pada peserta aksi yang datang yaitu adanya beberapa pelajar yang sengaja hadir untuk turut serta dalam acara kamisan yang diadakan di depan Istana Merdeka. Kesar mengatakan bahwa ia hadir karena diajak temannya dan karena rasa ingin tau terhadap aksi kamisan.

“Dateng kesini sih karena diajak temen, terus juga sebenernya pengen tau juga aksi kamisan tuh kayak gimana,” ucap kesar salah satu pelajar dari SMK Purnama 1 Blok M. Kesar juga menambahkan ia dan rekan-rekannya turun ke jalan atas keresahan RUU KPK dan RUU KUHP sehingga terlibat langsung untuk aksi di tanggal 30 September 2019. Walaupun sempat dikabarkan akan ada ancaman dari pihak sekolah jika ikut aksi akan dikeluarkan dari sekolah namun tidak membuat Kesar kapok untuk nantinya ikut aksi lagi.

1 komentar:

Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman