Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Minggu, 06 Oktober 2019

Mural Mengenang 14 Tahun Kematian Munir

Foto: Denny Adhietya
Sejumlah mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta mengenang 14 tahun kematian Munir Said Thalib, dengan mural di tembok belakang pintu Politeknik Negeri Jakarta, pada minggu malam (9/9/2018).

Munir merupakan salah seorang aktivis HAM yang direnggut nyawanya di dalam pesawat pada saat perjalanan menuju Amsterdam untuk berkuliah di Universitas Utrecht. Menurut hasil otopsi, kematian munir disebabkan adanya racun arsenic yang berada di dalam tubuhnya saat pesawat tumpangannya berada di ketinggian 40.000 kaki di atas tanah Rumania.

Meski, sudah 14 tahun silam, kejadian ini masih menjadi misteri siapa dalang dibalik pembunuhan berencana terhadap Munir Said Thalib. Sejumlah mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta melakukan aksi kreatif guna memperingati 14 tahun kematian Munir Said Thalib berupa mural di tembok belakang pintu Politeknik Negeri Jakarta.

Menurut Bayu, mural mengenang kematian Munir ini adalah bentuk apresiasi kita terhadap Munir yang telah banyak berjuang dalam menegakkan keadlian Hak Asasi Manusia. Selain itu juga, mural ini menjadi bentuk sindiran terhadap pemerintah yang hingga saat ini membelakangi dan bersikap bodo amat terhadap kasus kasus pelanggaran HAM.

Foto: Denny Adhietya
“Bisa dibilang ini aksi kreatif, berawal dari keresahan aja. Kita sebagai mahasiswa gak bisa diam, harus bisa menyuarakan aspirasi kita. Ini merupakan bentuk apresiasi terhadap beliau, dan bentuk sarkas terhadap pemerintah,” ucap Bayu salah satu mahasiswa Teknik Grafika dan Penerbitan yang menjadi inisiator dalam aksi kreatif mural.

Bayu juga menambahkan bahwa dengan dibuatnya mural di tembok belakang pintu Politeknik Negeri Jakarta ialah bertujuan untuk menampar sadar mahasiswa-mahasiswa PNJ, UI atau siapapun yang lewat dan melihat mural tersebut agar bisa lebih sadar terhadap keadilan Hak Asasi Manusia di Indonesia.

“Harapannya sih biar dilihat banyak orang yang lalu lalang disini, terutama mahasiswa, supaya bisa lebih aware aja sama kasus-kasus kayak gini. Mahasiswa harus berani bersuara lewat media apa aja supaya pemerintah bisa dengerin,”

1 komentar:

Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman